Recent Posts

Selasa, 11 Mei 2010

Galau..

once i'm claiming this the top of the world
once i'm think im better than somebody..
but now...
confusion is coming..
falt as if i'm fallin..
a believe don't belong to me..



"I hate world today"

Sabtu, 08 Mei 2010

Disebuah kamar di hotel Polonia,Medan.

Disebuah kamar hotel di Polonia Medan
Malam itu tanggal 11 Desember 2009 dan Zippleback baru saja menyelesaikan tugas menutup konser MXPX all-stars di Polonia room.

Sebuah cerita dibalik lagu "Terhujat Melawan".

Mengacungkan jari tengah sudah seperti ritual wajib menonton Zippleback kemanapun kita main. Baik yang suka maupun yang (mengaku)anti. Seperti juga ketika manggung di Polonia ballsroom, aku sengaja mengajak penonton untuk mengacungkan jari tengah ketika menyanyikan lagu "Terhujat Melawan". Apa yang ada dibalik lagu ini? Andre Opa, Editor in Chief majalah Trax yang ikut pada perjalanan kita itu, menyambangi kamar kami, dan kemudian banyak rahasia terungkap dari obrolan yang awalnya cuma sekedar ngalor ngidul.

apa istimewanya "Terhujat Melawan?"
Sebelum adanya mereka yang menamakan AZIB(anti zippleback), kita emang udah dari awal punya ritual mengacungkan jari tengah di lagu ini. Ini semacam ungkapan perasaan. Kita dari dulu merasa terkucilkan, tapi kita tetep aja cuek main. Dulu kita kan mainnya di acara metal screamo yang waktu itu lagi menjamur. Dulu kan jarang ada band sealiran ZPB, yang ada aliran teriak-teriak semua. Dulu aku inget banget pernah main di Colours Cafe, Thamrin, pas baru awal-awalnya ZPB. Disitu yang nonton ada temen-temen dari lingkungan band kami sebelumnya (band emo The Side Project). Lantas banyak yang memandang gak enak kayak the-"ngapain sih anak masih ngeband aja"-look. Dari sana lirik lagu "Terhujat Melawan" keluar dari kepala ku.

"...biarkan kudisini, semua mata kan memandang rendah, ku akan terus keras bernyanyi.." sejak itu kita putuskan lagu ini semacam mewakili perasaan kita yang bakal terus akan ada yang gak suka, tapi kita tetap akan terus bernyanyi keras.

setelah menjadi terkenal, selanjutnya apa?
Lucunya kita belum pernah merasa welcome main di gigs. Karena kita tau dibelakang pasti akan ada omongan yang gak enak setiap kita manggung. Orang-orang teris bilang kita lupa sama gigs kecil kaya kacang lupa sama kulit. Padahal kita sendiri selalu merasa kecil di filosofi kacang tersebut. It's like... kita dulu pengen banget keluar dari kepenatan karena gak dihargain di komunitas, tapi begitu kita bisa "nyebrang", banyak komunitas yang mengklaim kita jadi penghianat karena gak mau main di gigs kecil. Padahal itu sama sekali gak bener. Kita masih ZPB yang dulu, kita siap main di gigs manapun.

Bagaimana dengan yang anti-anti itu?
Menurut kami berhadapan dengan mereka itu punya pesan tersendiri, kita jadi punya sesuatu yang bisa kita tawarkan yaitu main musik yang kita suka, bukan musik yang orang lain minta kita mainin. Menghadapi yang "anti" semacam sebuah doping yang mendorong kita untuk jalan terus.. terus.. dan terus. Mereka menstimulasi ZPB untuk maju, makanya kita gak pernah merasa grogi ketemu mereka, walau diteriakin sekalipun.

Jadi semacam sikap negatif dari yang anti menjadi semangat positif buat kalian?
Betul. Dan kita beruntung ketemu orang-orang yang frontal yang secara blak-blakan ngasih tau kekurangan kita. Jadi menghemat waktu untuk kita membahas dalam forum internal. Kita jadi tau apa yang mesti dibenahi. Dari awal kita juga pernah berhadapan dengan media. Mungkin karena attitude dan statement kita yang kurang berkenan (being young and reckless, and be as punk as f*ck ngelakuin apa aja yang kita mau).

Ini yang membuat kalian terlihat santai dengan cacian?
But that's just who we were. We're just kids growing up and learning things the hard way. Saat paling berkesan buat kita bukan saat di atas panggung, tapi justru bagaimana bertahan menuju ke panggung-panggung selanjutnya, meeting new people, belajar banyak dari mereka yang lebih dulu ngerasain manis pahitnya sebuah band punk rock yang influenting youth. Setidaknya kita bisa ngasih contoh positif kalau menuju kesenangan itu gak segampang bersenang-senang itu sendiri. You jump higher, you fall harder. And then you learn, and jump again, and this time you're stronger.

Ini menjadi semacam sebuah beban?
Iya juga, tapi walau ini akhirnya menjadi beban, once we decided to make good examples, kita jadi terbebani tanggung jawab untuk tidak reckless lagi.